Bila sobat sedang perlu jawaban atas soal: tolong buatin cerpen panjang tentang pengalaman, maka sobat sudah berada di artikel yang tepat.
Di laman ini ada beberapa solusi mengenai soal tadi. Yuk lanjutkan membaca …
——————
Soal
tolong buatin cerpen panjang tentang pengalaman
Solusi #1 untuk Soal: tolong buatin cerpen panjang tentang pengalaman
Karangan Tentang Liburan Lebaran 2017 yang Menyenangkan di Kampung Halaman
Lebaran adalah waktu yang paling saya tunggu. Karena di momen Hari Raya Idul Fitri ini saya bisa berkumpul dengan keluarga besar di rumah nenek.
Pagi hari tanggal 25 Juni 2017 bertepatan dengan Lebaran. Saya, adik, ayah, ibu dan nenek sudah bersiap menuju masjid besar untuk menunaikan sholat Ied. Kami berjalan kaki saja karena jarak rumah nenek dengan masjid tak terlalu jauh.
Sesampainya kami disana, lingkungan masjid sudah ramai dengan jamaah. Saya dan ayah tidak dapat tempat sholat di dalam masjid sehingga kami menggelar sajadah beralaskan koran di area pelataran masjid yang luas.
Para jamaah tanpa lelah mengucapkan takbir, baik anak-anak maupun dewasa. Suasana seperti ini membuat saya bersemangat dan senang sekali.
Beberapa menit kemudian sholat Idul Fitri dimulai. Semua jamaah khusyuk mendengarkan dan mengikuti Imam. Setelah sholat, acara dilanjutkan dengan ceramah tentang pentingnya menjaga kebaikan yang telah dibentuk saat bulan puasa lalu.
Tak terasa rangkaian acara sholat Ied sudah selesai. Kami sekeluarga pulang ke rumah melalui jalan yang berbeda dibandingkan saat berangkat tadi.
Ibu dan nenek sudah tahu kalau kami kelaparan sehingga mereka menyiapkan sarapan. Makanan lebaran khas keluarga kami adalah lontong dan rendang ayam. Siapa saja yang mencoba makanan racikan nenek dan ibu pasti akan ketagihan. Dijamin tidak akan cukup makan sekali saja.
Menu ini memang enak, saya dan adik sudah nambah dua kali, sementara ayah sudah menghabiskan 3 porsi. Melihat kami makan begitu lahap, ibu dan nenek tampak senang.
Karena kekenyangan saya ketiduran di ruang televisi. Entah berapa lama, saya mendengar suara ibu yang mencoba membangunkan saya. Setelah beberapa kali dipanggil baru saya terbangun. Saya menoleh ke arah jam, ternyata sudah lebih dari satu jam saya tertidur.
Ibu menyuruh saya untuk segera mencuci muka, dan bersiap-siap ke ruang tamu karena saudara-saudara sudah berdatangan.
Saya sangat senang karena di ruang tamu sudah ada paman dan bibi serta sepupu. Saya pun mulai menyalami mereka, sementara para sepupu menyalami saya.
Paman dan bibi memberi saya angpao lebaran, sedangkan ayah dan ibu memberi angpao lebarannya kepada sepupu saya.
Semua sudah berkumpul dan ayah memberi komando agar kami semua rapi berbaris, karena setelah ini acara sungkem-sungkeman akan dimulai. Sementara itu nenek sudah duduk di sofa menunggu kami menghampirinya.
Sebagai anak tertua dari 3 bersaudara yang semuanya laki-laki. Ayah saya yang pertama maju untuk sungkeman disusul oleh ibu. Kemudian dilanjutkan oleh paman dan istrinya. Setelah itu adik ayah yang terakhir menyusul.
Sekarang giliran para cucu yang sungkem, dimana saya yang mengawali, diikuti oleh adik dan dua sepupu saya. Kami bertambah gembira karena menerima angpao dari nenek.
Setelah suasana sungkeman yang haru, nenek mengajak kami semua makan, mengingat saudara-saudara ayah baru datang dari perjalanan jauh.
Entah kenapa saya dan ayah sudah lapar lagi, sehingga kami ikut makan untuk yang kesekian kalinya. Bukannya melarang, nenek malah menyuruh kami untuk tambah terus.
Ayah dan adik-adiknya memilih mengobrol di teras setelah acara makan selesai. Sementara ibu, nenek dan bibi pergi ke dapur untuk mencuci piring. Sedangkan saya, adik dan sepupu kembali ke ruang televisi untuk bermain monopoly.
Semakin siang tamu-tamu mulai berdatangan ke rumah nenek saya. Banyak dari mereka yang pangling karena melihat saya dan adik sudah bertambah besar dibandingkan tahun lalu. Tak sedikit pula yang memberikan angpao lebaran.
Jam sudah menunjukkan pukul 15.35 sore, kami semua sudah menyelesaikan sholat Ashar dan bersiap-siap pergi ke rumah mbah buyut atau orangtuanya nenek.
Perjalanan dari Blitar ke Tulungagung memerlukan waktu 1 jam menggunakan dua mobil. Untungnya kami tak mengalami kemacetan.
Sampai Tulungagung kami disambut oleh keluarga mbah buyut. Di usianya yang ke-95 beliau masih tampak sehat.
Rumah mbah buyut menjadi ramai karena para orang dewasa saling bertukar cerita, sementara kami yang anak-anak duduk tenang melihat film kartun yang ditayangkan di televisi.
sekian cerita cerpennya semoga membantu^^
——————
Nah itulah solusi tentang tolong buatin cerpen panjang tentang pengalaman, diharapkan dengan solusi tadi dapat membantu jawab pertanyaan teman-teman.
Mungkin teman-teman masih mempunyai soal yang lain, [silahkan|jangan sungkan buat gunakan tombol pencarian yang ada di laman ini.