Apabila sobat sedang membutuhkan solusi atas pertanyaan: “cerpen singkat indonesia”, maka teman-teman berada di halaman yang benar.
Di sini ada beberapa solusi tentang soal tersebut. Yuk baca kelanjutannya ….
——————
Soal
cerpen singkat indonesia
Jawaban #1 untuk Pertanyaan: cerpen singkat indonesia
Kisah Seorang Penjual Koran
Di ufuk timur, matahari belum tampak. Udara pada pagi hari terasa dingin. Alam pun masih diselimuti embun pagi. Seorang anak mengayuh sepedanya di tengah jalan yang masih lengang. Siapakah gerangan anak itu? Ia adalah seorang penjual Koran, yang bernama Doni.
Menjelang pukul lima pagi, ia telah sampai di tempat agen koran dari beberapa penerbit. “Ambil berapa Doni?” tanya Bang Karno. “Biasa saja.”jawab Doni. Bang Karno mengambil sejumlah koran dan majalah yang biasa dibawa Doni untuk langganannya. Setelah selesai, ia pun berangkat.
Ia mendatangi pelanggan-pelanggan setianya. Dari satu rumah ke rumah lainnya. Begitulah pekerjaan Doni setiap harinya. Menyampaikan koran kepada para pelanggannya. Semua itu dikerjakannya dengan gembira, ikhlas dan rasa penuh tanggung jawab.
Ketika Doni sedang mengacu sepedanya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan sebuah benda. Benda tersebut adalah sebuah bungkusan plastik berwarna hitam. Doni jadi gemetaran. Benda apakah itu? Ia ragu-ragu dan merasa ketakutan karena akhir-akhir ini sering terjadi peledakan bom dimana-mana. Doni khawatir benda itu adalah bungkusan bom. Namun pada akhirnya, ia mencoba membuka bungkusan tersebut. Tampak di dalam bungkusan itu terdapat sebuah kardus. “Wah, apa isinya ini?’’tanyanya dalam hati. Doni segera membuka bungkusan dengan hati-hati. Alangkah terkejutnya ia, karena di dalamnya terdapat kalung emas dan perhiasan lainnya. “Wah apa ini?”tanyanya dalam hati. “Milik siapa, ya?” Doni membolak-balik cincin dan kalung yang ada di dalam kardus. Ia makin terperanjat lagi karena ada kartu kredit di dalamnya. “Lho,…ini kan milik Pak Alif. Kasihan sekali Pak Alif , rupanya ia telah kecurian.”gumamnya dalam hati.
Apa yang diperkirakan Doni itu memamg benar. Rumah Pak Alif telah kemasukan maling tadi malam. Karena pencuri tersebut terburu-buru, bungkusan perhiasan yang telah dikumpulkannya terjatuh. Doni dengan segera memberitahukan Pak Alif. Ia menceritakan apa yang terjadi dan ia temukan. Betapa senangnya Pak Alif karena perhiasan milik istrinya telah kembali. Ia sangat bersyukur, perhiasan itu jatuh ke tangan orang yang jujur. Sebagai ucapan terima kasihnya, Pak Alif memberikan modal kepada Doni untuk membuka kios di rumahnya. Kini Doni tidak lagi harus mengayuh sepedanya untuk menjajakan koran. Ia cukup menunggu pembeli datang untuk berbelanja. Sedangkan untuk mengirim koran dan majalah kepada pelanggannya, Doni digantikan oleh saudaranya yang kebetulan belum mempunyai pekerjaan. Itulah akhir dari sebuah kejujuran yang akan mendatangkan kebahagiaan di kehidupan kelak.
Jawaban #2 untuk Pertanyaan: cerpen singkat indonesia
Bayangan itu menghampiri Vania dengan perlahan. Lagi-lagi bayangan itu datang. Dengan ketakutan, Vania terus berlari menjauh dari bayangan itu. Ia terus berlari dan berlari tanpa arah. Yang penting hanya satu, ia jauh dari bayangan itu.
“Pergi kamu!! Pergii..!!” Vania terus berteriak.
Vania terbangun. Mimpi itu selalu datang. Untuk kesekian kalinya mimpi itu datang menghampirinya. Ia tak tahu apa maksud dari mimpi itu. Ia risih dengan kedatangan mimpi itu yang terus hadir dalam tidurnya.
“Vania, ayo bangun, lalu mandi, sudah pagi,” ucap Mama Vania dari luar kamar Vania. “Iya, Ma,” sahut Vania. Vania beranjak dari tidurnya dan menuju ke kamar mandi.
“Syalalalaa…” Vino, kakak Vania, mengalunkan sebuah nada. Diambilnya selembar keju dan meletakkannya diantara dua roti tawar.
“Siapa cepat, dia dapat!” Vania mengambil roti isi keju kakaknya itu secepat kilat.
“Vaniaa..!! Lu pagi-pagi udah bikin rese’! balikin gak roti gue??” ancam Vino yang jengkel kepada adiknya itu. Vania tak menggubris ancaman kakaknya itu, ia melahap roti isi keju yang ada ditangannya.
“Nyam nyam nyaamm, delicious…” Vania menyindir sang kakak. Mama Vania yang baru saja keluar dari dapur lantas bertanya kepada kedua anaknya itu, “Kalian itu ada apa sih? Pagi-pagi sudah bertengkar.”
“Itu Ma, Vania noh, roti isi kejuku diambil,” adu Vino, lalu ia menjulurkan lidahnya ke arah Vania. “Bisanya cuma ngadu doang! Huh,” gumam Vania.
“Vania, jangan begitu sama kakakmu ini, kasihan dia,” ujar Mama Vania. “Tapi Maa…”
“Sudahlah, kamu jangan ngebantah terus. ‘Kan masih ada banyak roti dan keju, jadi kamu bisa bikin roti isi sendiri ‘kan?” tanya Mama Vania keras. “Bisa, Ma…” ucap Vania pelan. “Ya sudah, jangan jahil lagi sama kakakmu.”
Vania duduk dengan raut wajah kesal. Berkacak pinggang, bibir manyun, dan menatap sang kakak dengan tatapan kesal, itu yang Vania lakukan. Dengan tenangnya, Vino mengambil beberapa lembar keju dan dua potong roti, kemudian dijadikan satu dan ia lahap. Di tengah-tengah saat ia melahap roti isinya, Vino menjulurkan lidahnya kembali ke arah Vania. Vania pun semakin kesal.
***
“Ndin, gue nyontek tugas Matematika lu! Cepetan!!”
“Rickooo… balikin sisir guee!!”
“Ara, bapak kamu hakim yaa??”
“Eh eh, yang nomor 2 ini gimana caranya?”
“Fa, lu belum bayar pulsa, cepetan bayar!”
“Dindaa, ke kantin yuk?”
“Fi, ikut gue ke kelas sebelah yuk? Biasaa… apel, haha,”
“Yang dingin, yang dingin, yang dingin…”
“Eh, gue kemarin ketemu si dia loh. Dia lagi jalan ama kakaknya, dia blablabla…”
“Ela, ada pacar lu noh di depan!”
“Aku kemarin diputusin Gio, Dit…huhuhu,”
“Aku galauu…”
“Eh, yang belum bayar nasi pecel gue, cepetan bayar!!”
Hiruk pikuk di kelas VIII-2 terdengar jelas dan ramai serta meriah dari luar kelas. Vania terus berjalan dengan hati yang masih kesal dengan sang kakak. Lagi-lagi ia harus kena ceramah dari sang mama karena Vino.
——————
Sekian jawaban mengenai cerpen singkat indonesia, semoga dengan solusi ini dapat bantu selesaikan masalah sobat.
Jika teman-teman masih punya soal yang lain, [silahkan|tak usah ragu buat pakai tombol pencarian yang ada di halaman ini.